Every man has by nature desire to know. Setiap manusia dari kodratnya ingin tahu. Istilah anak muda sekarang adalah naluri "kepo". Naluri ini memandu setiap pribadi untuk menelisik atau memeriksa sesuatu yang berada di medan misteri.
Siapapun yang ingin belajar filsafat akan digerakkan oleh keinginan mengetahui. Naluri untuk mengetahui ini akan mengantar seseorang pada penemuan hal-hal, prinsip-prinsip yang selama ini masih terselubung atau tersembunyi. Filsafat menjadikan seseorang bukan sebagai pribadi yang sekedar kagum, terheran-heran pada sesuatu hal, namun menindakinya dengan upaya mencari, menyobek selubung kabut misteri.
Apa yang ingin diketahui oleh seseorang dengan belajar filsafat Moral? Dalam kehidupan manusia, tatanan perilaku bermasyarakat diatur dalam sistem perilaku tertentu yang dikaitkan dengan adanya sistem nilai yang disepakati dalam masyarakat. Sistem nilai ini mengatur tentang segala sesuatu yang boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Dalam tatanan masyarakat yang multi kultural, sistem nilai yang mengatur perilaku seseorang atau masyarakat berbeda-beda makna atau nilainya. Bagi sebuah masyarakat, mencium orang lain yang bukan pasangan resminya merupakan tindakan yang dipandang tidak etis atau tidak bermoral. Namun dalam masyarakat tertentu, mencium pasangan resmi orang lain dapat dipandang sebagai sebuah penghormatan.
Begitu juga menunjukkan keramahtamahan melalui jabat tangan dengan tangan kiri dipandang sebuah tindakan yang tidak sopan, melanggar norma moral. Akan tetapi bagi masyarakat lain, misalkan masyarakat luar Indonesia fenomena jabat tangan kiri bukan sebuah masalah.
Filsafat moral membawa sebuah usaha menegakkan penjelasan bahwa sebuah perbuatan dapat dipandang bertentangan dengan prinsip-prinsip atau nilai-nilai yang dikehendaki bersama. Filsafat moral menghamparkan gugusan pemikiran yang bukan saja layak dibicarakan, disepakati, namun pemikiran yang diejawantahkan dalam praksis kehidupan bersama.
.gif)
.gif)
Komentar0