PERPUSTAKAAN PALSU DAN UANG PALSU

Salah satu kampus besar di Makassar telah ditetapkan sebagai lokasi pembuatan ratusan trilyun uang palsu. Dan Ironisnya lokasi pembuatannya tepat dijantung data rekam karya intelektual yakni Perpustakaan.

Entah apa yang menghinggapi pemikiran pelaku yang adalah seorang pustakawan, seorang dosen, seorang Doktor. Ia dan beberapa orang-orang kepercayaannya melancarkan aksi tidak terpuji memasukkan mesin cetak yang diimpor dari China seharga ratusan juta (Rp.600jtan). Dan kabarnya, oleh karena kecanggihan uang palsu produksi "perpustakaan" sulit untuk membedakan antara yang palsu dan asli.

Terlepas dari berita tersebut, kehadiran ide untuk mencetak uang palsu, tindakan tersebut dinilai juga sedang "memalsukan" tujuan perpustakaan. Sejatinya perpustakaan adalah rumahnya ide-ide cemerlang dari kaum cerdik pandai dari segala penjuru dunia. 

Di dalam perpustakaan semua kepalusan diminimalisir, semua karya-karya intelektual manusia diyakini adalah produk yang bermanfaat bagi kehidupan orang banyak. Perpustakaan sebagai bagian penting dalam membangun budaya otentik menjadi prinsip yang tidak bisa ditawar. 

Semua karya intelektual disortir, dinilai dan diyakini layak untuk menghuni perpustakaan yang disebut sebagai "Rumah Kaum Intelektual". Di sinilah episentrum penguatan sendi-sendi kehidupan bernegara dipertaruhkan.

Alih-alih perpustakaan digunakan sebagai instrumen mencetak kaum intelektual, generasi emas, eh malah digunakan sebagai pencetak "kepalsuan". Bukan hanya uang palsu yang dicetak, namun mencetak generasi-genarasi yang berpendidikan tinggi dalam "memalsukan" banyak hal.

Admin, bpp

foto, google, loss prevention magazine