GUA0GfA9TpA5GUGlTfYiGUG6TY==

HASTO: PENJARA ADALAH HARGA YANG HARUS DIBAYAR!?

 "Salah satu konstribusi positif warga negara dalam membangun tujuan NKRI adalah,'jangan pernah masuk penjara'" 

(BPP)

Pernyataan di atas dikutip sebagai sebuah respon terkait tanggapan Hasto Kristiyanto, Sekertaris Jendral PDIP. Dalam satu data rekaman video, Hasto menyebutkan bahwa perjuangan tidak selalu berakhir dengan happy ending. Penjara bisa saja menjadi harga yang harus dibayar dalam memperjuangkan cita-cita ideologis.

Penyampaian Hasto ini oleh publik dipandang sebagai sebuah pengalihan isu. Publik menilai, Hasto sedang membangun narasi framing atau pembingkaian berita bahwa penetapan ketersangkaannya adalah resiko dari sebuah perjuangan sebagaimna yang dialami oleh Ir Soekarno dan kader-kader PNI sejak masa-masa perjuangan menghadapi tindakan represif penjajah.

Publik memandang Hasto terlalu jauh dalam memaknai ketersangkaan dirinya dengan apa yang dialami oleh Ir. Soekarno dan kader lainnya. Publik berharap bahwa Mas Hasto membedakan konteks atau situasi yang kini dihadapinya. Hal ini dipandang penting. Jangan sampai publik memandang bahwa kasus tersebut adalah tindakan semena-mena atau abuse of power alias penyalahgunaan kekuasaan.

Dalam hal ini publik tidak bermaksud mengatakan Hasto harus dipenjarakan. Publik ingin menegaskan bahwa tidak boleh ada satupun warga negara yang dipenjara oleh karena kepentingan politik, penyalahgunaan kekuasaan. Akan tetapi publik berharap Mas Hasto perlu melawan penetapan tersebut dengan cara menghadapi tanpa harus membangun kesan kalau Ia dipenjara itu karena resiko perjuangan yang berarti menegaskan pihak yang salah adalah Pemerintah atau penguasa yang sedang memerintah.

Tampilnya Mas Hasto dalam berbagai ruang publik atau media sosial bisa saja memberi kesan kuat bahwa beliau adalah korban, sementara KPK adalah alat kaki tangan penguasa zalim. Hal inilah yang dikhawatirkan publik.

Terlebih ketika Mas Hasto berupaya menarasikan bahwa status tersebut beririsan atau terkait dengan sosok "Jokowi" yang dinilai sebagai penguasa yang zalim.

Belakangan banyak berhembus kesan bahwa penetapan status tersangka Mas Hasto dianggap sebagai reaksi kemarahan pak Jokowi karena keputusan Partai berlambang Banteng moncong putih memecat dirinya beserta Gibran dan Boby Nasution.

Pandangan yang mengaitkan status tersangka  dengan Jokowi dinilai publik sebagai respon yang hanya membawa PDIP ke pertarungan politik yang lebih dalam dan beresiko. Justru publik bertanya, sejauh mana perlindungan partai kepada Hasto? 

Apakah Mas Hasto akan memperoleh dukungan yang kuat dan berkesinambungan atau ini merupakan momentum kritis bagi Hasto untuk mempertahankan jabatannya sebagai orang terkuat ke dua di partai bermoncong putih. Waktu saja yang mengujinya!

Adm bpp

foto, google, SINDOnews.com

Komentar0

Type above and press Enter to search.