Jika ditilik dari filsafat kaki, ini menunjuk bukan kaki siapa, tentu jawabannya bukan kaki penonton atau kaki pelatih dan tim official. Sudah pasti kaki para pemain. Maka dengan sendirinya menunjuk pada si pemilik kaki. Hal ini menunjuk pada kisah bagaimana Si kaki di gunakan, bagaimana kualitas para kaki-kaki tersebut.
Sebut saja kaki-kaki tersebut akan bekerja sama, diorganisir, menurut strategi terbaik yang dituntutkan Sang pelatih. Dengan demikian kualitas pengorganisasian kaki akan menjadi penentu Bola akan menggelinding ke gawang mana.
Setidaknya, jika kita berbicara peluang, selalu setiap kesebelasan memiliki peluang sama. Sama-sama punya kemungkinan menang dan kemungkinan kalah, kemungkinan seri. Lantas siapa yang dapat menjadi penentu pencetak kemenangan? Apakah tim terkuat? Jika dilihat dari statistik, Tim terkuat lebih memiliki peluang ketimbang Tim lemah. Akan tetapi, dalam sepak Bola, ada banyak faktor yang bisa saja menggagalkan tim terkuat menang. Faktor "keberuntungan bisa saja" mengubah jalannya sejarah.
Tentu ada banyak faktor keberuntungan. Bisa datang dari kesalahan yang terjadi di daerah terlarang yang bisa menyebabkan hukuman finalti. Dapat juga datang dari keberpihakan wasit baik secara terang-terangan atau halus. Bisa dari faktor dukungan supporter yang dikenal sebagai pemain ke 12. Bisa disebabkan pengeloaan emosi yang berlebihan dari pemain. Faktor psikologis seperti takut kalah dari tim yang tidak diunggulkan. Jadi, tidak sedikit faktor yang dapat kita deretkan dalam tulisan ini.
Indonesia, misalkan, ketika menghadapi tim kuat, Arab Saudi dan Australia, terbukti bisa "menang" dalam artian tidak membuat mereka harus kalah. Namun, ketika menghadapi tim yang dianggap bisa dikalahkan jika dilihat dari statistik kekalahan China dengan lawan-lawan yang pernah ditahan Indonesia, namun akahirnya Indonesia harus "Kalah". Jadi, bicara soal kemungkinan, semua masih mungkin.
Apa yang bisa diharapkan oleh Indonesia adalah, kemungkinan munculnya warna baru dalam menghadapi Jepang. Psikologi sepak Bola dapat saja menjelaskan bahwa lawan yang baik justru dapat menyebabkan pengorganisasian tim jadi lebih baik, bahkan menstimulus penerapan strategi menjadi efektif karena dipengaruhi cara main lawan
Admin, BPP
foto, google, Tv one
Komentar0