Sisi lain itu, yang menarik dari pemanggilan calon ini adalah menegaskan apa yang dimaksudkan Prabowo sebagai bagian dari Tim keberlanjutan pemerintahan Jokowi. Karena itu kita dapat menyaksikan beberapa menteri yang dianggap sebagai sosok yang andil dalam kesuksesan Jokowi.
Hal yang tidak kalah mengagetkan adalah hadirnya Veronika Tan yang tidak lain adalah mantan istri Ahok. Publik penasaran untuk mengetahui peran dan motif apa yang menjadikan Prabowo memandang penting masukknya Veronika sebagai bagian dari Kabinet "Keberlanjutan" versi KIM (Koalisi Indonesia Maju".
Pemanggilan calon menteri yang diisi oleh mentri-mentri kunci Jokowi membuktikan kesatuan kata dan perbuatan yang dilakukan oleh Prabowo. Hal ini tentu menegaskan bahwa pemerintahan Jokowi sesungguhnya "belum berakhir", masih berlanjut dan tentu akan meneruskan semua proyek-proyek vital era Jokowi.
Pemanggilan calon menteri ini bisa saja disinyalir untuk menegaskan bahwa kendali penuh presiden yang adalah sekaligus ketua umum partai politik tidak sama dengan dinamika pemanggilan sebelumnya yang dilakukan oleh seorang presiden "petugas partai" yang sangat kuat "mengambil" hak prerogratif presiden.
Disamping itu, pemanggilan calon menteri ini disinyalir sebagai upaya "uji publik" untuk meminta masukan dari khalayak agar Prabowo dapat memastikan bahwa seluruh calon menteri yang dikehendakinya "bebas" dari keberatan khalayak atau publik. Tindakan ini menjadi sebuah keputusan yang progresif sekaligus kontruktif dalam mencegah adanya "chaos" dalam kabinet jika terlanjur ditetapkan dalam kabinet "keberlanjutan".
Keputusan memboyong kembali calon menteri di kabinet Jokowi menegaskan bahwa Prabowo bukan saja bagian dari Tim Jokowi, tetapi juga sebagai pribadi yang mengetahui langsung dari dalam pribadi-pribadi kunci yang dapat diajak bekerjasama menjadikan kepemimpinan berikutnya sebagai kepemimpinan yang memperkuat agenda kebenagaraan yang telah ditoreh dalam 10 tahun belakangan.
Periode kepemimpinan presiden kali ini seolah menegaskan merukana gabungan dari kekuatan dua presiden, bahkan lebih. Dan kenyataan politik demikian sungguh menjadi sebuah amunisi yang kaya untuk membawa Indonesia "On Target" menjadi salah satu negara maju!
Admin BPP
foto, google, Kompas
Komentar0