Bertrand Russell dalam bukunya "Berpikir ala Filsuf" menekankan pentingnya menjadi filsuf moderen. Apa itu filsuf moderen dan apa bedanya dengan filsuf zaman kuno? Pertanyaan ini menarik dijawab ditengah kenyataan kesenangan para pecinta filsafat dalam menghidupkan corak berfilsafat zaman kuno.
Menjadi filsuf memiliki makna belajar menguasai emosi dan mengupayakan pengembangan dan penggunaan intelektual hingga tingkatan radikal. Berfilsafat adalah aktivitas berpikir radikal yang menuntut pelepasan ego dan mengambil posisi netral.
Pendekatan pelepasan ego dan netralitas dalam berfilsafat membawa seseorang berfilsafat menggunakan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan. Inilah yang nantinya oleh Russel sebagai titik pembeda dalam berfilsafat. Di samping itu Ia menekankan bagaimana pemanfaatan logika memainkan peran penting dalam menghadapi perkembangan peradaban yang berevolusi hingga capaian cerah budi, penyingkiran kegelapan abad pertengahan.
Ilmu pengetahuan merupakan peradapan evolutif yang berhasil menggeser dominasi "kepercayaan" pada mitos, takhayul, sihir dan menggantikan pada simpulan-simpulan berbasis pada fakta yang terverifikasi. Ciri peradapan evolutif ilmu penegtahuan mendasarkan diriya pada konteks berpikir rasional. Atau paling tidak sebagai sebuah kesimpulan hasil "perkiraan rasional".
Arti penting berfilsafat berbasis pada pendekatan rasional ala ilmu pengetahuan merupakan pendekatan sadar melepaskan diri dari bayang-bayang filsafat berbasis keyakinan-keyakinan yang tidak terverifikasi. Begitu juga menjauhkan diri dari proses penarikan kesimpulan berbasis pada pengakuan capaian berbasis otoritas pendidikan, ketokohan pemikiran, atau apa yang kita sebut mentor, guru, pendidik lainnya.
Filsafat moderen senantiasa bekerja pada mekanisme kesangsian yang kebal terhadap matribut-atribut otoritatif seseorang atau sistem kelembagaan tertentu. Filsafat moderen memiliki seperangkat pertimbangan yang membawa seseorang mengajukan pertanyaan pada kemungkinan terkecil untuk dipertanyakan. Misalkan, sebagaimana dikatakan Russel bahwa kebenaran tabel perkalian merupakan sebuah kenyataan kebenaran yang kecil kemungkinan dipertanyakan.
Karena itu, ilmu pengetahuan melembagakan kebenaran tersebut pada tingkatan yang berbeda. Pelembagaan tingkatan kebenaran tersebut dimengerti dari tinkatan kebenaran definisi konseptual menuju pada kebenaran yang sifatnya usulan teoritis berupa model-model kebenaran yang diajukan dan merangkak naik pada penerimaan model tersebut sebagai teori dan puncaknya mendudukkan pada level yang kemungkinan dipertanyakan menjadi minimalis. Hal tersebut kita sebut "paradigma".
Pada akhirnya Russel menegaskan bahwa Ilmu merupakan jenis pengetahuan yang teramat dibutuhkan dalam berfilsafat. Tanpa mendasarkan diri dari jenis ilmu pengetahuan, filsuf akan terjerumus kembali pada aktivitas berfilsafat kuno. Filsafat moderen membutuhkan spirit metodologi ilmiah, setidaknya demikianlah jendela pikir Russell dalam membangun filsafatnya.
Admin BPP
foto, google, simply charly
Komentar0