GUA0GfA9TpA5GUGlTfYiGUG6TY==

FILSAFAT BAHASA

Bahasa memegang peran penting dalam memuat nilai, makna, rasa dari penutur. Dalam proses komunikasi, bahasa menduduki fungsi strategis. Semakin strategis (cara) seseorang dalam menggunakan bahasa, semakin baik tujuan yang dicapai. Tidak dapat dipungkiri tanpa pemahaman bahasa yang baik, tidak akan mungkin dicapai saling paham di antara pengguna bahasa. 

Bahasa dapat menciptakan keberhasilan dalam kerja sama. Namun, di saat yang sama bahasa juga dapat menjadi sumber kesalahmengertian yang dapat berakibat pada perpecahan. Karena itu, para penutur bahasa baik adanya mempelajari bahasa pada tingkatnya yang paling radikal adalah filsafat bahasa.

Apa itu filsafat bahasa? Pertanyaan ini membawa kita pada kerangka pikir filsafati atau filosofis. Sebuah kerangka pemahaman yang mendasarkan dirinya pada usaha mencari pengertian atau pemahaman yang esensial. Filsafat bahasa membawa pembelajarnya memasuki ke dalmana sekaligus keluasan maknanya. 

Filsuf Bahasa, Ludwig Wittgeinstein, pernah mengatakan, "Batas bahasa Saya adalah batas dunia Saya." Filsafat Ludwig ini menegaskan bahwa kekayaan kosakata dan pemahaman penggunaannya dapat membawanya ke wilayah yang belum pernah dijangkau. Luasan capaian, apakah itu wilayah kedalaman, ketinggian senantiasa berkenaan dengan kemampuan mengendarai bahasa atau sebut saja menggunakan bahasa.

Dalam pemikirannya yang lain, Ludwig Wittgeistein juga mengatakan," Menuturkan sebuah kata ibarat mengetikkan nada pada keyboard imanjinasi." Artinya, setiap kata yang kita ucapkan dapat memicu munculnya barisa makna yang dapat diibaratkan sebagai susunan nada yang harmoni dan merdu.

Penyatuan antara dua kata dapat memberanakkan puluhan makna, begitu seterusnya. Semakin banyak kombinasi kata yang kita tambahkan atau tautkan dapat membentuk limpahan gugusan makna. Hal ini dapat menjadikan seseorang memiliki kekayaan dalam mengungkapkannya. Hal hasil menjadikan penuturnya pribadi menarik.

Pada konteks lainnya, filsafat bahasa dapat menunjukkan kelas sosial penuturnya. Kelas sosial sesorang dapat diukur dengan penggunaan bahasa. Apa yang dituturkan seseorang dapat dipahami layaknya mail stone (batu penuntuk kilometer) capaian perjalanan seseorang baik dalam hal membaca ataupun menuliskannya. Semakin jauh perjalanan seseorang dalam mempelajari dan menggunakan bahasa, semakin tinggi tingkat atau derajat sosial seseorang.

Mempelajari filsafat bahasa sesungguhnya merupakan proses membentuk kepribadian kita. Lewat bahasa yang kita tuturkan, orang lain dapat membaca dan memahami siapa kita dengan segala kekhasan diri kita. Bahasa menjadi penanda jelas tentang bidang ketertarikan seseorang, juga bidang penguasaan akan sesuatu.


Admin BPP

foto: google, research guides

Komentar0

Type above and press Enter to search.