OBSTRUCTION of JUSTICE: Koruptor dan Pelindungnya.

Tentu hal yang mengherankan apabila sumber daya negara yang besar dengan semua instrumen pendukungnya tidak dapat mengungkap sebuah kasus korupsi. Apakah negara gagal? apakah negara lemah? Apakah ada kekuatan besar yang lebih besar dari sebuah negara? Atau Negara itu sedang berada dalam kondisi ikut serta dalam perbuatan tersebut? Sederet pertanyaan tersebut menarik untuk kita diskusikan dalam tulisan pendek ini.

Dalam istilah hukum, ada prinsip yang disebut "Obstruction of Justice" atau ganguan atau penghalang pelaksanaan hukum. Tindakan menghalang-halangi pengungkapan tindak krimilanilas atau perbuatan melawan hukum ini dimasukkan pada konteks delik atau pidana. 

Sulitnya pengungkapan sebuah kasus pelanggaran pidana biasanya terjadi karena adanya kepentingan seorang oknum, kelompok yang memiliki "posisi tawar" atau bargaining position yang lebih besar dari Si penuntut. Karena itu, dengan power atau otoritas yang dimilikinya dapat "mengatur ulang" berita acara sesuai keinginan pihak tertentu.

Kasus-kasus besar yang melibatkan seorang pengusaha, politisi dari partai besar dan penguasa eksekutif biasanya menjadi pihak yang mampu melakukan tindakan menghalang-halangi pengungkapan sebuah tindak kejahatan tertentu.

Dipihak masyarakat, Obstruction of Justice dapat terjadi. Misalnya melindungi salah seorang atau lebih dari kelompok masyarakatnya yang sekalipun terang-terangan melanggar hukum untuk tidak ditangkap. Apakah dalam bentuk menghalangi pihak aparat hukum masuk menangkap di perumahan, menyembunyikan pelaku dan dalam kasus tertentu "melawan secara fisik".

Tentu ada, 1001 macam bentuk upaya penghalangan pengungkapan tindak pidana, dan terjadi pada semua kelompok kepentingan serta profesi. 

Dalam kasus Obstruction of Justice dalam ranah politik, penghalangan pengungkapan hukum terjadi oleh karena adanya pertarungan "Hiu, Buaya, Paus". Ketika kelompok ini saling mengancam satu-sama lain, maka konflik di antara mereka biasanya akan digiring pada panggung hukum. Karenanya, semua pihak akan berusaha mengerahkan semua sumber daya yang mereka miliki untuk mempertahankan diri dan melakukan serangan balik. Paling tidak saling memberi sinyal untuk saling menahan diri agar tidak "Rusak Semua".

Terbongkarnya kasus "Sambo, Pegi, dan Mega Korupsi yang melibatkan elite politik" biasanya terjadi pada tekanan publik yang membuat semua pihak seperti "Hiu, Buaya, dan Paus" tidak berdaya lagi sehingga mereka ikut "pengadilan rakyat".

Admin