Dalam surat tersebut Ia berjanji akan memberikan penjelasan detil mengenai alasan mundurnya dari pencalonan presiden yang akan digelar dalam pemilu 5 November. Berbagai prestasi dikemukakan dalam tulisan tersebut; seperti hanya membawa Amerika keluar dari pandemi dan depresi di sektor ekonomi.
Kemunduran ini direspon oleh pengamat yang mengaitkan dengan performa Biden dalam debat calon presiden yang dilakukan sebelumnya dimana performa Biden dipandang kurang mendapatkan respon positif dari warga Amerika dan turut dipengaruhi oleh suhu politik dalam negeri pasca "penembakan" Donald Trump. Hal ini bisa saja menigkatkan kekhawatiran peristiwa serupa pada diri Biden.
Setidaknya, pasca penembakan Trump, partai Republik seolah mendapatkan angin baik dalam menghembuskan Trump sebagai presiden Amerika. Donald Trump dalam akun Medsosnya melontarkan pernyataan yang cukup keras mengenai ketidak layakan Joe Biden bukan hanya sebagai calon, namun sebagai presiden Amerika.
Isu Kesehatan dan tuduhan banyak membuat "kebohongan" menjadi materi kampanye Donal Trump. Sementara Joe Biden, memberikan sinyal dukungan kepada Kamala Harris, wakilnya. untuk menghadapi Trump dalam kandidasi orang nomer satu di dunia politik Global.
Pergantian sosok calon presiden dari partai Demokrat ini menjadi menarik karena munculnya nama Kamala Harris. Ini akan menjadi sebuah pertarungan yang "bersemangat", ujar pengamat politik. Para pemilih Pria akan jatuh cinta pada "presiden" Wanita dan bagi kaum perempuan ini merupakan kemengan Gender jika Kamala Harris bisa memenangkan pemilu ini. Kamala akan menjadi "Inspirasi" bagi wanita kulit Hitam yang memimpin politik Amerika dan tentu politik dunia.
Admin BPP
Komentar0